Minggu, 01 September 2013

Sawang Sinawang (Bahagia itu Relatif)

Sawang sinawang.....
Kata dari bahasa jawa yang mungkin menurut saya artinya melihat dilihat.
Melihat atau sawang termasuk kegiatan aktif yang dilakukan oleh mata untuk melihat objek diluar diri mereka atau bisa juga melihat diri sendiri. Tapi kebanyakan untuk melihat objek di luar diri sendiri.
Sedangkan, sinawang mungkin artinya dilihat. Kita dilihat oleh orang lain. Kita yang pasif sedangkan orang lain aktif melihat kita.

Kenapa ya saya posting tentang masalah melihat dan dilihat?
Cuma sebatas ingin berbagi opini saja.

Judul ini terinspirasi dari teman SMA saya. Asyik-asyik ngobrolin tentang kehidupan dia , aku dan orang lain akhirnya muncul kata-kata sawang sinawang.

Memang hidup ini ada senang ada sedih nya, ada susah ada mudah, ada enak dan tidak enak, dll.
Sejatinya apa yang kita peroleh, apa yang kita dapat kan semua dari Allah yang seharunya kita syukuri. 

Ketika kita melihat orang lain mungkin yang berlimpah harta dan uang tapi apakah sejatinya dia merasakan bahagia?
Kita tidak tahu selama kita tidak bertanya langsung kepada yang bersangkutan. Mungkin kita akan iri sebagai manusia normal jika melihat teman kita atau orang lain hidup enak tidak susah semua serba kecukupan bahkan berlebihan. Tapi kita tidak tahu dibalik keenakan, kecukupan atau melimahnya harta sudah bikin dia bahagia seperti yang kita lihat.
Belum tentu dia bahagia. Mungkin klo boleh milih dia inin hidup seperti kita yang melihat dia bahagia. Sebagai contoh teman saya yang kerja di suatu kontraktor BUMN.

Kalau kita lihat dari sisi kita maka kita akan merasa bahwa dia bahagia. Dengan gaji yang besar, tunjangan yang cukup masih single apa yang tidak bisa dibeli. Serasa semua bisa dibeli.
Tapi apa dari diri dia merasakan ketidak nyamanan, ketidak bahagiaan hidup sebenarnya.
Buat apa uang banyak melimpah klo tidak punya waktu untuk menggunakannya. Serasa sia-sia kita punya uang banyak tapi tak punya waktu untuk bermain, berkumpul dengan keluarga.
Apalagi anak muda single dengan uang yang banyak maka banyak godaan yng datang. Dari diajak teman sekantor untuk bersenang-senang, karaokean, pergi ke tempat-tempat hiburan malam yang banyak godaan imannya.

Kalau semua bertolak belakang dengan kemauan kita bukan kah itu sebuah ketidaknyamanan. Terus dimana fungsi uang saat itu. Tidak ada. Kebahagiaan sejati muncul dari hati bukan dari uang. Uang hanya bisa membuat kita bahagia sejenak. Kalau oleh memilih mungkin eman saya akan pilih sebagai anda yang berpenghasilan pas-pas an tapi bisa kumpul dengan keluarga bisa menikmati hidup diluar tekanan kerja.

Itulah sedikit opini saya. Kuncinya pandai lah kita bersyukur atas nikmat Nya dan percaya apa yang telah diberikan itu yang terbaik dan ikhlas mejalaninya. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar